POTRET MANAJEMEN PEMBELAJARAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS
POTRET MANAJEMEN PEMBELAJARAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS
(Penelitian di SLB Negeri Bogor Kabupaten Bogor)
Penulis : Lukman Hakim,M.Pd
¹ SLB Negeri Bogor Jawa Barat Indonesia ²Universitas Pendidikan Indinesia
ABSTRAK
Sekolah Luar Biasa (SLB) sebagai lembaga pendidikan formal bagi anak-anak berkebutuhan khusus, pembelajaran harus dikelola sedemikian rupa dengan manajemen pembelajaran yang baik agar tujuan pendidikan luar biasa dapat tercapai. Penelitian tentang masalah ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, dan studi dokumentasi dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa manajemen pembelajaran di SLB Negeri Kabupaten Bogor secara keseluruhan pada prinsipnya telah melakukan manajemen pembelajaran yang meliputi perencanaan, pengorganisasian dalam proses pelaksanaanya, serta evaluasi secara komprehensif sesuai dengan hambatan dan kemampuan masing-masing siswa, dengan beberapa alternative pemecahannya. Penelitian ini baru terbatas di SLB tempat penulis bertugas oleh karena itu disarankan kepada peneliti berikutnya untuk mengadakan penelitian di sekolah lain dengan jangkauan yang lebih luas.
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Manajemen pembelajaran merupakan bagian dari manajemen kurikulum, dan manajemen kurikulum adalah bagian dari manajemen pendidikan. Ketercapaian tujuan kurikulum dapat dilihat dari sejauh mana pembelajaran tersebut sesuai dengan kebutuhan anak-anakberkebutuhan khusus.
Pengembangan kurikulum sangat penting karena peserta didik yang memiliki perbedaan jenis kebutuhan sangat membutuhkan layanan yang sesuai dengan karakteristik kebutuhan masing-masing. Pengembangan kurikulum PLB ditujukan untuk lebih memberikan arah bagi sekolah dalam rangka memberikan layanan pendidikan kepada anak-anak berkebutuhan khsusus atau anak luar biasa, sehingga setelah mereka menyelesaikan pendidikan pada jenjang tertentu bisa mengoptimalkan potensi yang dimilikinya.
Terdapat perbedaan pembelajaran bagi anak-anak berkebutuhan khusus, sebab mereka memiliki keunikan tertentu baik secara akademik, fisik, mental, social dan emosional. Sebagai konsekuensinya maka dibutuhkan berbagai upaya dengan melibatkan segala bentuk kemampuan dari orang tua, guru dan/ ahli lain, untuk menggunakan strategi, media, metoda yang efektif bagi anak-anak berkebutuhan khusus.
Secara objektif kenyataan di lapangan saat ini manajemen pembelajaran di sekolah, belum optimal dalam mengeksflorasi mampuan-kemampuan anak tersebut. Hal ini berdasarkan survai yang dilakukan Balai Penelitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional tahun 2002 yang menyatakan bahwa pengelolaan pembelajaran di Sekolah Luar Biasa masih bersifat konvensional, tidak memiliki pola pengelolaan yang standar, dan belum memberdayakan semua unsur yang dapat mendukung proses belajar mengajar seperti pemanfaatan media, praktik lapangan, serta program yang berorientasi kepada kemampuan yang dimiliki seseorang untuk menghadapi berbagai tantangan hidup dengan cara yang positif dan adaptif (life skill).
Dari latar belakang itulah maka penulis tertarik untuk memotret manajemen pembelajaran anak-anak berkebutuhan khusus di SLB N Bogor Kabupaten Bogor dimana penulis bertugas.
PERUMUSAN DAN PEMBATASAN MASALAH
Manajemen pembelajaran meliputi unsur-unsur yang berkaitan dengan upaya-upaya yang sistematis dan terencana untuk mencapai tujuan pembelajaran dengan melibatkan semua daya dukung yang dimiliki. Manajemen pembelajaran tersebut meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelibatan sumber daya alam dan manusia, pelaksanaan, pengontrolan, pelaporan, serta pembiayaan dalam upaya pelaksanaan pembelajaran untuk mencapai tujuan, terkhusus pada hal-hal Perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan evaluasi, pembelajaran.
PENJELASAN ISTILAH
a). Manajemen adalah suatu sistem yang dinamik dan berubah dari pikiran-pikiran, ilustrasi yang mempengaruhi satu sama lain, memberikan karya, ruang, waktu, barang, sesama yang diawasi oleh siapa, apa, mengapa, dimana, kapan, dan bilamana, (DadiPermadi, 2001 : 2). Sedangkan Nanang Fatah (2000 : 1 ) mengemukakan bahwa; Manajamen diartikan sebagai proses merencanakan, mengorganisasi, memimpin, dan mengendalikan upaya organisasi dengan segala aspeknya agar tujuan organisasi tercapai secara efektif dan efisien.
b). Menurut Hamzah Uno, (2006 : 2), pembelajaran adalah upaya untuk membelajarkan siswa. Pembelajaran memiliki hakikat perencanaan atau perancangan (desain) sebagai upaya untuk membelajarkan siswa. Itulah sebabnya dalam belajar, siswa tidak hanya berinteraksi dengan guru sebagai salah satu sumber belajar, tetapi mungkin berinteraksi dengan keseluruhan sumber belajar yang dipakai untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. Oleh karena itu pembelajaran memusatkan perhatian pada “bagaimana membelajarkan siswa”, dan bukan pada “apa yang dipelajari siswa”.
c). Anak Berkebutuhan Khusus adalah anak yang memiliki hambatan dalam aspek fisik, psikis, intelektual dan atau anak yang memiliki kebutuhan layanan pembelajaran secara khsus sebagai akibat adanya pengaruh social.
TUJUAN PENELITIAN
Secara umum penelitian yang dilakukan bertujuan untuk memperoleh gambaran yang objektif tentang manajemen pembelajaran anak berkebutuhan khusus.
Adapun tujuan khusus penelitian ini adalah sebagai berikut:
1)Untuk memperoleh gambaran tentang manajemen perencanaan pembelajaran anak berkebutuhan khusus di SLB Negeri Kabupaten Bogor.
2)Untuk memperoleh gambaran tentang manajemen pengorganisasian dan pengelolaan proses pembelajaran anak berkebutuhan khusus di SLB Negeri Kabupaten Bogor.
3)Untuk memperoleh gambaran tentang manajemen pelaksanaan pembelajaran anak berkebutuhan khusus di SLB Negeri Kabupaten Bogor.
4)Untuk memperoleh gambaran tentang manajemen pelaksanaan evaluasi pembelajaran anak berkebutuhan khusus di SLB Negeri Kabupaten Bogor.
ASUMSI
Pembelajaran merupakan suatu proses yang harus dilaksanakan secara sistematis agar efektif mencapai tujuan yang diharakan. Tujuan dapat tercapai dengan didukung oleh suatu system manajemen yang efektif. Manajemen yang baik indikatornya adalah adanya sinergitas antara perencanaan, pelaksanaan, pengorganisasian, pengawasan, dan pembiayaan sehingga pembelajaran tersebut dapat berjalan dengan efektif dan efisien.
Dalam upaya mewujudkan manajemen pembelajaran yang efektif, maka diperlukan kemampuan manajerial dari kepala sekolah, untuk menciptakan suasana yang kondusif agar tercipta pelaksanaan pembelajaran.
MANFAAT PENELITIAN
Manfaat penelitian ini adalah:
1)Secara teoritis dapat menghasilkan prinsip-prinsip manajemen pembelajaran bagi anak berkebutuhan khusus.
2)Secara praktis hasil penelitian dapat dijadikan bahan acuan bagi para tenaga kependidikan dalam melaksanakan system manajemen pembelajaran anak berkebutuhan khusus.
PROSEDUR PENELITIAN
Adapun hal-hal yang akan dibahas adalah sebagai berikut: (A) Metode dan Pendekatan Penelitian, (B) Lokasi dan Subjek Penelitian, (C) Instrumen Penelitian, (D) Sumber dan Jenis Data Penelitan, (E) Teknik Pengumpulan Data, (F) Tahap-tahap Penelitian, dan (G) Tahap Analisis Pengolahan Data.
Aspek-aspek tersebut diatas masing-masing diuraikan sebagai berikut:
METODA DAN PENDEKATAN PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, sedangkan pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif bertujuan untuk mengkaji permasalahan tentang data atau informasi yang diperlukan sehingga dapat menjawab pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan sebelumnya. Hal ini sesuai dengan pendapat Winarno Surachmad (1994 : 131) yang mengemukakan bahwa: "Metode merupakan cara utama dan terpopuler yang dapat dipergunakan untuk mencapai suatutu juan yang diinginkan".
LOKASI PENEITIAN DAN SUBJEK PENELITIAN
Lokasi penelitian yang dijadikan objek penelitian adalah SLB Negeri Bogor di Kabupaten Bogor dimana peneliti melaksanakan tugas, Subyek penelitian terdiri dari kepala sekolah, wakil kepala sekolah bidang kurikulum, dan satu orang guru matapelajaran. Dari subyek yang dipilih tersebut diharapkan diperoleh data yang lengkap dan akurat sehingga tujuan penelitian tercapai.
Dengan demikian, maka subyek penelitian ini didasarkan pada sebuah pertimbangan sejauh mana data yang diperlukan akan terkumpul secara maksimal mengenai manajemen pembelajaran anak berkebutuhan khusu yaitu:
TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Teknik pengumpulan data dalam penelitian dilakukan melalui:
1.Wawancara.
Menurut Nana Syaodih , (2005 : 216) wawancara atau interviu (interview) merupakan salah satu bentuk teknik pengumpulan data yang banyak digunakan dalam penelitian deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif. Wawancara dilaksanakan secara lisan dalam pertemuan tatap muka secara individual.
2.Observasi
Observasi dilakukan terhadap unit aktivitas dimana fenomena khusus yang diamati terjadi. Observasi merupakan kegiatan pengamatan langsung yang dilakukan peneliti sehingga akan diperoleh data yang factual sesuai kebutuhan penelitian. Hal ini sesuai dengan pendapat Nana Syaodih, ( 2005 : 220), yang menyatakan bahwa “observasi (observation) atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung”.
TAHAPAN PENELITIAN
1. Tahap Orientasi
Tahap orientasi bertujuan untuk mengetahui pemetaan masalah yang akan diteliti sehingga jelas dan terarah. Orientasi dilakukan melalui komunikasi informal dengan pihak-pihak yang berhubungan kepala sekolah, guru, serta tenaga kependidikan yang lain dengan data yang terinventarisir yaitu segala sesuatu yang berhubungan dengan rencana penelitian.
2. Tahap Eksplorasi
Pada tahap ini peneliti melakukan kegiatan-kegiatan yang akan mendukung pelaksanaan peneitian dalam rangka pengumpulan data.
3.Tahap Member Check
Pada tahap ini, dilakukan pembuatan laporan hasil penelitian. Sarana operasional pada tahap memberi check yaitu:
a.Melakukan pengecekan ulang semua data yang terkumpul
b.Apabila data yang dikumpulkan ada yang belum lengkap, maka peneliti meminta ulang kepada sumber utama.
c.Meminta kejelasan dan kepastian atau validasi, apabila terdapat pernyataan yang tidak jelas dari subyek penelitian dan tidak menjawab pertanyaan yang diajukan kepada pihak lainnya.
d.Jika pada saat member check berlanjut ternyata ditemukan data dan informasi yang belum lengkap maka akan dihimpun kembali melalui klarifikasi dengan subyek penelitian melalui media komunikasi yang memungkinkan seperti telepon, email, dan sebagainya.
4.Triangulasi,
Moleong (2005:330) menyebutkan bahwa “Triangulasi adalah teknik pemeriksaan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data lain”.
Triangulasi yang dilakukan peneliti adalah dengan melakukan pembandingan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam metode kualitatif (Patton dalamMoleong, 2005:330), untuk dapat mencapai hal tersebut, maka Moleong (2005:331) memberikan cara-cara, yaitu:
1)Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara.
2)Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang dikatakannya secara pribadi .
3)Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu.
4)Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang.
5)Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan
TAHAP ANALISIS PENGOLAHAN DATA
Proses analisis pengolahan data dalam penelitian ini dilakukan terhadap seluruh data yang terkumpul dari sumber penelitian melalui hasil wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Secara operasional tahap analisis data adalah sebagai berikut:
1.Mereduksi data: Yakni mencatat segala bentuk aktivitas dan aspek-aspek yang muncul selama proses pengamatan secara objektif.
2.Penyajian Data. Pendeskripsian hasil pengamatan sesuai dengan kemampuan atau aktivitas yang dilakukan objek penelitian.
3.Analisis dan pembahasan
4.Penarikan Kesimpulan
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bagian ini akan dibahas mengenai hasil penelitian sesuai dengan data yang diperoleh selama kegiatan penelitian di lapangan. Secara rinci akan diuraikan mengenai: (A) Hasil Penelitian, yang meliputi: (1) Gambaran Umum Lembaga Tempat Penelitian dan (2) Deskripsi Data dan Temuan Hasil Penelitian Dan (B) Rekomendasi Penelitian.
Masing-masing aspek tersebut diuraikan secara lengkap sebagai berikut:
A.Hasil penelitian dan Pembahasan
1.Gambaran umum Lembaga Pendidikan
Nama Sekolah :Sekolah Luar Biasa Nageri Bogor
Alamat : Jalan Karadenan-Cibinong Bogor
Layanan : Sekolah ini diperuntukkan bagi semua Anak Berkebutuhan Khusus
2.Deskripsi Data dan Temuan Hasil Penelitian
a.Perencanaan Pembelajaran
Perencanaan pembelajaran dilakukan pada saat pergantian tahun ajaran baru. Para guru berkumpul pada waktu libur akhir tahun pelajaran untuk bersama-sama menyusun perencanaan pembelajaran yang akan dilakukan di tahun pelajaran yang baru.
Perencanaan pembelajaran disusun serinci mungkin sesuai dengan tuntutan kebutuhan layanan sehingga perencanaan itu tersegmentasi dari yang bersifat harian, bulanan, semesteran, dan tahunan.
Adapun hal-hal yang direncanakan antara lain:
1)Administrasi pembelajaran, yang meliputi kalender pendidikan, jadwal pelajaran, data assessmen siswa, kurikulum, silabus pembelajaran, rencana pembelajaran, buku absensi guru dan siswa, buku penilaian, catatan kasus siswa, buku kemajuan belajar siswa, buku raport siswa, dan buku komunikasi antara sekolah dan orang tua.
2)Media pembelajaran, seluruh media dan/alat peraga yang mungkin dibutuhkan dalam setiap mata pelajaran oleh siswa
3)Tenaga guru dan tenaga administrasi dan akhli lainya bila dibutuhkan, dipersiapkan sesuai dengan bidang masing-masing, Penjadwalan tugas mengajar serta jumlah jam mengajar ditentukan secara adil dan merata. Selain itu ada guru yang mempunyai tugas khusus seperti pembina OSIS, Pembina Pramuka, Pembina Kesenian, Olah raga, guru Agama, dan guru BK.
4)Sarana prasarana kegiatan ekstrakurikuler. Hal ini dipersiapkan agar siswa dapat terlayani minat dan bakatnya pada bidang-bidang tertentus seperti olah raga, kesenian, dan keterampilan. Seluruh fasilitas yang tersedia disiapkan seperti ruangan kesenian dan peralatannya, aula, olah raga dan peralatannya serta ruangan keterampilan serta peralatannya.
Adapun strategi penyusunan perencanaan pembelajaran dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1)Dilakukan rapat sekolah yang dihadiri seluruh guru dan tenaga administrasi untuk membahas bersama mengenai penugasan kepada setiap guru dan tenaga administrasi untuk menyusun rancangan atau rencana kerja.
2)Pada pertemuan kedua melaporkan dan membahas rencana kerja yang telah dibuat.
3)Pembentukan tim perumus yang bertugas menyusun perencanaan keseluruhan berdasarkan rencana kerja.
4)Mengumumkan kepada semua personil sekolah mengenai perencanaan pembelajaran kepada semua personil sekolah.
5)Penyusunan perencanaan dalam agenda kegiatan sekolah yang disesuaikan dengan kalender pendidikan yang dikeluarkan oleh Dinas Pendidikan. Langkah-langkah tersebut dirasakan terbukti efektif karena semua komponen sekolah merasa dilibatkan dalam perencanaan sehingga masing-masing individu bertanggungjawab terhadap tugasnya masing-masing.
Pihak yang terlibat dalam penyusunan rencana pembelajaran terdiridari:
1)Kepala sekolah
2)Para wakil kepala sekolah
3)Semua guru
4)Kepala Tata Usaha
5)Perwakilan orang tua
6)Aklhi-aklhi lainya sesuai dengan kebutuhan, bila dibutuhkan.
Pihak-pihak tersebut dilibatkan karena dalam pembelajaran anak sangat diperlukan adanya pelayanan yang multi disipliner agar segala kebutuhan khusus anak dapat terpenuhi. Dalam melayani anak khususnya berkebutuhan khusus tidak bisa hanya peran guru yang terlibat, karena ada hal-hal yang tidak bisa dilakukan guru misalnya hal-hal yang berhubungan dengan medis, terapi, modivikasi perilaku atau hal-hal yang berhubungan dengan masalah-masalah psikologi.
Strategi yang dilakukan dalam rangka mengkoordinasikan pihak-pihak yang terlibat dalam pelaksanaan pembelajaran adalah sebagaiberikut:
1)Diadakan rapat koordinasi secara terpadu untuk membahas strategi layanan.
2)Menyusun jadwal layanan individu dan kelompok mulai dari assessment sampai evaluasi akhir.
3)Melakukan komunikasi antar ahli untuk melakukan penanganan kasus yang dihadapi siswa.
4)Melakukan case conference untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi anak.
5)Membuat laporan keadaan siswa dalam berbagai aspek berdasarkan sudut pandang keahlian masing-masing.
Perencanaan pendekatan pembelajaran yang dilakukan terhadap anak, dilakukan secara bervariasi antara pendekatan individual, kelompok, dan klasikal. Moh. Amin (1992 : 18). Pendekatan individual dilakukan jika anak tidak bisa mengikuti proses belajar mengajar secara kelompok maupun klasikal. Misalnya anak yang belum memiliki kemampuan dalam penggunaan simbol-simbol huruf Braille dalam operasi hitung dalam pelajaran metematika. Pendekatan kelompok dilakukan berdasarkan tingkat hambatan yang dialaminya. Hal ini dilakukan karena pelayanan pembelajaran bagi kelompok-kelompok tersebut berbeda.
b.Pelaksanaan Pembelajaran
Dalam pembelajaran klasikal dilakukan pada proses pembelajaran yang memungkinkan bisa diikuti oleh semua anak, misalnya pada saat olah raga, mereka bisa saling membantu, pada saat membuat jenis keterampilan, pelajaran musik, dan sebaginya.
Dengan demikian pendekatan pembelajaran bagi anak berkebutuhan khusus bisa dilakukan secara individual, kelompok, maupun klasikal. Banyak metode yang bisa digunakan sesuai dengan bahan atau tema pembelajaran yang disampaikan. Yang terpenting adalah bagaimana guru memilih metode yang sesuai dengan bahan pelajaran tersebut, keadaan lingkungan kelas, keadaan siswa dan alat-alat pembelajaran yang tersedia.
Media pembelajaran bagi ABK diutamakan media yang kongkrit, actual dan yang paling dekat/ familiar dengan lingkungan hidup anak media pembelajaran juga dapat merupakan media dengar seperti audio kaset, radio, dan sebagainya. Prinsip pokok bagi ABK ialah media pembelajaran yang digunakan harus dapat direspons langsung, baik melalui pengihatan, perabaan dan pendengaran.
Atas dasar konsep tersebut, maka pengelolaan media pembelajaranpun teridentifikasi sebagai media belajar yang sesuai dengan kebutuhan bahan ajar dan tingkat kebutuhan dan pemahaman siswa di setiap mata pelajaran. Adapun secara rinci pengelolaan media pembelajaran dilakukan sebagai berikut:
1)Identifikasi kebutuhan dan pemahaman siswa pada tiap mata pelajaran
2)Identifikasijenis media yang digunakan dalam setiap matapelajaran.
3)Pengelompokkan media untuk memudahkan guru memilih jenis media yang akan digunakan.
4)Tata letak media diatur berdasarkan mata pelajaran dan jenjang pendidikan.
5)Pemeliharaan media secara berkala.
6)Pemenuhan media yang belum tersedia.
7)Pensortiran media yang sudah rusak
8)Perbaikan media
9)Pendistribusian media pembelajaran ke setiap jenjang pendidikan.
c.Evaluasi Pembelajaran
Pelaksanaan evaluasi dilakukan secara berkesinambungan sesuai dengan agenda yang telah ditetapkan dalam kalenderak ademik.
Pelaksanaan evaluasi di SLB sama dengan pelaksanaan evaluasi di sekolah-sekolah reguler. Evaluasi dilakukan pada setiap selesai pembahasan sub pokok bahasan atau dikenal dengan tes formatif dan evaluasi setelah selesai bebarapa pokok bahasan atau tes sumatif. Evaluasi pembelajaran dilakukan pada waktu proses dan pasca pembelajaran. Secara formal evaluasi dilakukan secara harian oleh, evaluasi bulanan, evaluasi semestaran dan tahunan.
Aspek-aspek yang dievaluasi terdiri dari keseluruhan ranah sesuai dengan pembelajaran yang telah direncamnakan dengan mempertimbangkan hasil asesmen dan mempertimbangkan karakteristik mata pelajaran. Aspek kognitif (pengetahuan) mengevaluasi pengetahuan siswa terhadap materi pelajaran yang telah disampaikan. Aspek lain yaitu afektif, yakni mengevaluasi pemahaman serta perubahan-perubahan sikap dan perilaku anak di sekolah, seperti sopan santun terhadap orang lain, disiplin, etika berkomunikasi, pergaulan dengan sebayanya, serta prilaku dalam mengikuti belajar seperti antusiasme, percaya diri dan menunjukkan sikap tidak menyesali keadaan dirinya.
Selain itu, aspek psikomotorik atau keterampilan nyata juga dievaluasi. Seperti bagaimana kemampuan anak melakukan interaksi sosial, pengelolaan emosi dan kemampuan anak dalam melakukan kegiatan sehari-hari secara mandiri, membuat jenis keterampilan tertentu, dan sebagainya.
B.Rekomendasi Penelian
Setelah evaluasi dilakukan maka dilakukan analisis terhadap hasil evaluasi baik secara individu atau kelompok, maka guru dan tim ahli lain melakukan tindak lanjut berupa:
1)Rekomendasi kepada guru agar memiliki kemampuan fleksibelitas, dalam menentukan metoda dan strategi pembelajaran.
2)Pemenuhan media agar lebih beragam sesuai degan kebutuhan belajar terutama untuk lebih dapat menanamkan konsep kepada siswa yang mengalami kesulitan dalam pemahaman suatu konsep.
3)Merekomendasikan untuk memebrikan reveral kepada ahli jika anak mengalami kasus lain seperti masalah kesehatan, masalah psikologis, atau kelainan perilaku kepada ahli tertentu untuk mendapatkan perhatian khusus.
4)Mengkomunikasikan hasil evaluasi kepada pihak orang tua atau keluarga serta orang terdekatnya agar mereka memahami tentang kondisi anaknya. Hal ini sangat penting agar pihak orang tua dapat melakukan hal terbaik kepada anaknya dalam upaya membantu pihak guru di sekolah.
5)Melakukan pertemuan tim layanan yang terdiri dari guru dan ahli lain untuk mengkomunikasikan hasil evaluasi yang telah dilakukan dalam rapat yang dilakukan di akhir tahun pelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Amin, Moh. (1992). Orthopedagogik Anak Tunagrahita. Jakarta :DitjenDikti.
Arikunto, Suharsimi. (1998). Prosedur Penelitiansuatu Pendekatan Praktek. Jakarta :RinekaCipta
DadiPermadi. (2001). Kuliah Manajemen. Bandung : UNINUS
Darliana (2000). Pendekatan Pembelajaran. Jakarta :Depdikbud
Degeng, I NyomanSudana. (1993). Pegangan Teknologi Pendidikan. Jakarta :DitjenDikti.
Depdiknas. (2005). Data dan Informasi Keadaan Sekolah Luar Biasa Negeri dan Swasta TKLB, SDLB, SLTPLB, Dan SMALB Seluruh Indonesiatahun 2004/2005.Jakarta :Direktorat Pendidikan LuarBiasaDepdiknas
Depdiknas. (2000). Kurikulum Sekolah Luar Biasa.Jakarta. Direktorat PLB: Depdiknas
Dimyati. (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta :RinekaCipta
Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Barat. (2006). 5th Perjalanan Subdis Pendidikan LuarBiasa. Bandung :Dinas Pendidikan
DirektoratPLB.(2000). Perangkat Lingkungan Inklusif Ramah dalam Pembelajaran (LIRp):Direktorat PLB-Braillo Jakarta
Foreman, Phil. (2001). Integration and Inclusion. Singapore: Nelson Thomson Learning.
Hasan, Said Hamid. (1988). Evaluasi Kurikulum. Jakarta :Depdikbud.
Hidayat. (2000). Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus. Bandung : UPI
Indrawati. (1999). Model-model Pembelajaran. Jakarta :Depdikbud
Made Alit. (2000). Peningkatan dan Pengembangan Pendidikan. Jakarta :Gramedia
Mulyani . (1998). Dasar–dasar Proses Pembelajaran. Bandung :SinarBaru.
Mulyasa E. (2005). Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung :RemajaRosdaKarya.
Mulyasa E. (2006). Kurikulum Yang Disempurnakan. Bandung :RemajaRosdaKarya.
MulyasaE, (2006) Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung :RemajaRosdaKarya.
Moleong, L.J. (2005). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung :RemajaRosdakarya
Nanang Fatah. (2000 ) . Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung :Andira
Nasution (1998). Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung :Tarsito.
Nasution. (2005). Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta :BumiAksara.
Nurkancana, Wayan. (1986). Evaluasi Pendidikan. Surabaya : Usaha Nasional.
PeraturanPemerintah RI Nomor 19 tahun 2005 tentangStandar Nasional Pendidikan. Jakarta. Sekretariat Negara RI
PermanarianSomad. (2004). Sekolah yang Ramah dan Guru yang Ramah. Jakarta :Direktorat PLB Dikdasmen
Skjoren, D.Miriam. (2001). Education Special Needs Education An Introduction, Oslo:Unifub
Simon. (1969). Science of The Artificial .Massachusetts : MIT Press.
Smith, David. J. (1998). Inclusion, School for All Children. New York: Wardworth Publishing Company.
Sudjana, Nana. (1990). Penilaian Hasil Proses BelajarMengajar. Bandung :RemajaRosdaKarya.
Sudrajat, Hari .(2004). Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK).Bandung. :CiptaCekasGrafika.
Suhaeri. (1998). Membina Kebahagiaan Murid. Bandung :SinarBaru
Surachmad, Winarno. (1994). Pengantar PenelitianIlmiah Dasar Metode Teknik. Bandung:Tarsito .
Suryosubroto. (2004). Manajemen Pendidikan di Sekolah. Jakarta :RinekaCipta.
Syaodih,Nana. (2004). Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung :RemajaRosdaKarya.
Syaodih, Nana. (2005). Pengembangan KurikulumTeori dan Praktek :Bandung. Remaja Rosda Karya.
Syaodih, Nana. (2005). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung :RemajaRosdaKarya
Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional RI Nomor 20 tahun 2003.Jakarta. Sekretariat Negara RI
UU. No. 23 Tahun 2002 tentangPerlindungan Anak
UNESCO. (1994). The Salamanca Statement an Framework for Action on Special Needs Education: Geneva.
Uno, Hamzah. (2006). Perencanaan Pembelajaran.Jakarta :BumiAksara.